JUMLAH PENGUNJUNG
Translate
Rabu, 06 November 2013
USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERUS
Setelah
menjalani operasi besar pada rongga perut misalnya operasi laparatomi
eksplorasi (operasi dengan sayatan tengah perut ) kadang-kadang disertai
dengan komplikasi terjadinya usus yang malas bekerja. Usus
malas ditandai dengan adanya kembung, belum flatus / buang angin, mual
dan muntah dan belum bisa BAB (buang air besar) untuk waktu yang relatif
lama. Pada keadaan ini dokter akan memasang selang
lewat hidung untuk membantu dekompresi / pengosongan isi usus . Pasien
diharuskan puasa sehingga kebutuhan nutrisi didapat dari cairan infus.
Pada keadaan yang sudah jauh lebih baik, pasien dapat diperbolehkan
minum sedikit-sedikit atau hanya basah-basah bibir atau isap-isap
permen. Sambil dievaluasi dengan melihat hasil produksi pada selang
hidung, pasien dapat mulai melakukan mobilisasi bertahap, mika miki
(miring kanan miring kiri), duduk bersandar, duduk tanpa bersandar,
berdiri dan jalan. Jika dilakukan foto ronsen abdomen 3 posisi,
kadang-kadang tampak seperti ada sesuatu yang menyumbat usus, dimana
udara tidak mencapai daerah bawah. Meskipun demikian jika dokter tidak
menemukan gambaran atau gerakan usus yang khas terlihat pada kasus
dimana terjadi sumbatan yang memerlukan operasi segera, maka pengobatan
pada pasien tersebut selain obat-obatan inti adalah puasa, puasa dan
puasa. Foto ronsen abdomen 3 posisi biasanya akan diulang lagi untuk
evaluasi.
Pada pasien atau keluarga pasien yang kurang mengerti tentang penyakit
yang ia derita, seringkali merasa khawatir, cemas karena harus tinggal
lama di RS tanpa diperbolehkan makan dan minum disertai dengan kembung
plus tanpa BAB dalam waktu lama.
Pada kasus ini dibutuhkan kesabaran, ketaatan pasien untuk menerima
instruksi dari perawat dan Dokter. Keluarga tentu saja memberikan
semangat. Saran pada pasien dan keluarga pasien yang mengalami usus malas / usus paralitik setelah operasi
1) Pada saat dilakukan pemasangan NGT / selang melalui hidung, sering
menimbulkan rasa tidak nyaman, dihadapi saja – tabah. 2 ) Sering harus
dilakukan pemasangan kateter uretra (selang untuk BAK – buang air kecil)
untuk menilai kecukupan cairan yang dimasukkan tubuh, alat ini juga
sering menimbulkan rasa tidak nyaman. 3) Setiap hari harus
mendisiplinkan diri untuk melakukan mobilisasi, mobilisasi jangan
menunggu kalau perawat atau dokter datang. Tiap 8 jam belajar untuk
miring kanan, jika belum sempurna miring / full miring maka punggung
bisa diganjal dengan guling terlebih dahulu, kemudian 8 jam lagi miring
kiri demikian seterusnya. Jika rasa sakit pada luka operasi sudah tak
tertahan, mintakan obat penghilang rasa sakit pada perawat. Rasa sakit
pada bekas luka operasi jangan menghalangi untuk melakukan mobilisasi.
Hal ini lakukan terus menerus, tiap hari harus ada semangat untuk
melakukan mobilisasi, tetapkan target untuk bisa duduk, berdiri dan
jalan. Yang penting jangan lupa untuk terus semangat ! 4) Tetap bersabar
jika melihat segelas teh manis hangat yang tersaji untuk keluarga yang
menunggu, jangan tergoda untuk diminum begitu pula kalau melihat makanan
atau buah di depan mata yang dibawa oleh pengunjung yang besuk.
Jika tiba saatnya maka usus akan dapat bekerja lagi. Berikan dukungan
moril pada pasien, agar dapat melewati keluhan tersebut dengan ikhlas.
Ada yang ingin berbagi soal
pengalaman mengalami “usus malas” sehingga harus berhari-hari bahkan
berminggu-minggu istirahat di RS ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar